banner-detik
HEADLINE

Membantu Balita Menghadapi Kematian Orangtua

author

cahyu0327 May 2016

Membantu Balita Menghadapi Kematian Orangtua

Saat pasangan hidup kita meninggal, tentu saja kita kehilangan separuh nyawa dan ya... kita terpuruk. Namun kita harus ingat bahwa anak kita juga pasti merasa kehilangan. Bagaimana membantu anak menghadapi kematian orangtuanya?

Penghayatan dan pemaknaan anak terhadap kematian berbeda-beda antar tahapan usia. Cara mereka dalam menghadapi rasa duka pun berbeda sesuai tahapan usianya. Oleh karena itu, bentuk bantuan yang diberikan oleh orangtua juga perlu disesuaikan dengan usianya tersebut. Yuk, kita bahas lebih mendalam untuk setiap tahapan balita!

membantu anak menghadapi kematian orangtua

1. 0-2 Tahun

Anak belum mengerti tentang kematian, tetapi anak akan menyadari absennya salah satu orangtua dan perubahan emosi yang dialami oleh orangtua yang masih ada. Bentuk duka yang diperlihatkan oleh anak antara lain mudah marah, lebih sering menangis, perubahan pola makan, dan masalah buang air kecil/besar. Oleh karena itu, orangtua yang masih ada atau figur lain yang dekat dengan anak diharapkan memberi perhatian lebih kepada anak dan berusaha mengembalikan mereka ke pola dan rutinitas yang sudah biasa mereka jalani sebelumnya.

2. 2-3 Tahun

Pada usia 2 tahun, anak sudah mengerti bahwa ketika orang lain tidak terlihat, orang tersebut dapat dicari. Bentuk duka yang umum diperlihatkan adalah mencari orangtua yang sudah meninggal. Butuh waktu cukup lama bagi mereka untuk menyadari bahwa orangtuanya tidak akan kembali lagi. Oleh karena itu, mereka butuh lingkungan yang aman dan stabil. Mereka juga perlu dijaga rutinitas normal dalam hal makan dan tidur.

3. 3-5 Tahun

Walaupun mereka sudah terbiasa berpisah dengan orangtuanya ketika orangtua bekerja, namun mereka yakin bahwa orangtuanya akan pulang dari kantor, sehingga ketika tidak kembali, mereka juga akan mengalami perubahan emosi. Pada umumnya anak akan mengalami masalah buang air kecil/besar, sakit perut, sakit kepala, demam, temper tantrum, kembali ke kebiasaan mereka saat bayi (misal mengisap jempol), dan tiba-tiba takut akan kegelapan. Mereka juga merasa sedih, marah dan cemas.

Pada tahapan usia ini, anak seringkali berpikir bahwa kematian orangtuanya disebabkan oleh dirinya (misal karena ia nakal). Maka dari itu,ajak anak bicara mengenai kecemasan yang mereka miliki dan yakinkan mereka bahwa kematian orangtuanya bukan karena kesalahan mereka. Jelaskan juga bahwa salah satu orangtuanya sudah meninggal dan tidak akan kembali lagi dan yakinkan mereka bahwa mereka akan selalu diperhatikan. Hal lain yang sangat membantu adalah mengajak anak mengingat kenangan indah mereka bersama orangtua yang sudah meninggal.

Beberapa hal lain yang perlu orangtua ketahui dalam membantu anak menghadapi rasa dukanya. Poin-poin ini berlaku untuk semua usia:

- Beritahu anak mengenai kematian salah satu orangtuanya secara jujur. Ajak mereka bicara berdua dan beri penjelasan seakurat mungkin. Jangan gunakan kata-kata seperti tidur atau kata lainnya yang dapat membuat mereka ketakutan. Beri kesempatan bagi mereka untuk mengajukan pertanyaan.

- Beritahu anak mengenai emosi yang Anda rasakan dan ajak anak untuk melakukan hal yang sama, bahkan menangis bersama mereka. Sebab, agar anak dapat berduka dengan cara yang sehat, mereka harus memiliki banyak kesempatan untuk membicarakan perasaan mereka dengan orang yang mereka percaya. Perlu diingat bahwa Anda juga perlu mencari dukungan dari orang dewasa lainnya agar tidak membebani anak dengan rasa duka Anda.

- Beri anak waktu, perhatian, dan kasih sayang yang lebih banyak dari sebelumnya.

- Ketika Anda sudah menemukan pasangan baru, beritahu anak bahwa tidak ada orang yang dapat menggantikan ayah/ibunya, tetapi Anda perlu seseorang yang dapat menemani dan mendukung Anda. Namun, jangan paksa anak untuk menerima dan menyayangi pasangan baru Anda, walaupun mereka tetap perlu diajarkan untuk menampilkan sopan santun. Biarkan rasa sayang mereka kepada pasangan baru Anda tumbuh dengan sendirinya

- Apabila butuh bantuan, jangan ragu untuk menghubungi psikolog atau konselor.

“Always remember, if you are missing a loved one who has passed away.. Those we love don’t go away, they walk beside us everyday.. Unseen, unheard but always near, still loved, still missed, and held so dear”

Share Article

author

cahyu03

-


COMMENTS